Beranda | Artikel
Dzikir Mutlak
Selasa, 3 Oktober 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Anas Burhanuddin

Dzikir Mutlak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Wasiat Sughra Ibnu Taimiyah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 7 Muharram 1445 H / 25 Juli 2023 M.

Kajian Tentang Dzikir Mutlak

Dzikir mutlak adalah dzikir yang tidak terkait dengan waktu dan amalan tertentu. Mengenai dzikir yang ketiga, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala mengatakan bahwa dzikir yang mutlak, yang tidak terikat dengan waktu dan amalan, hendaknya senantiasa dijaga oleh seorang muslim. Bibirnya dan lisannya senantiasa bergemuruh dan sibuk dengan berdzikir dan memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini merupakan wasiat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada seorang sahabat yang bertanya tentang amalan yang bisa dipegang sehingga amalan-amalan lainnya bisa ikut terpegang. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:

لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

“Hendaknya lidahmu senantiasa basah dengan dzikir memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Tirmidzi)

Lihat juga: Khutbah Jum’at: Tiga Harta Simpanan Yang Paling Utama

Ini adalah salah satu amal shalih yang utama.

Ada banyak dzikir yang bisa kita ucapkan yang tidak terikat dengan amalan atau waktu tertentu. Di antaranya adalah membaca Al-Qur’an, mengucapkan سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم, mengucapkan سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر. Dzikir apa saja yang tidak terikat dengan waktu dan amalan disebut sebagai dzikir mutlak.

Dan yang paling afdhal dari dzikir-dzikir yang mutlak ini adalah لا إلهَ إلاَّ اللَّه (Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala). Ini adalah dzikir tentang pengesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalimat tauhid yang merupakan intisari ajaran agama Islam, bahkan ajaran semua ajaran para nabi. Kandungannya yang paling tinggi dan maknanya yang paling dalam dan paling penting. Ditambah lagi ada hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ اِلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ اَلْحَمْدُ لِلهِ

“Dzikir yang paling utama adalah Laa Ilaaha Illallah, dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah.” (HR. Al-Hakim)

Lihat juga: Laa Ilaa ha Illallah Adalah Dzikir Yang Paling Utama

Hadits ini tegas menunjukkan bahwasanya dzikir terbaik adalah Laa Ilaaha Illallah. Maka hendaknya seorang muslim memperbanyak dzikir berupa Laa Ilaaha Illallah. Dan masyaAllah, dzikir Laa Ilaaha Illallah bisa kita ucapkan tanpa kelihatan bibir kita bergerak. Jadi kita bisa mengucapkannya dengan lebih ikhlas tanpa dilihat oleh orang lain, tanpa berusaha menunjukkannya kepada orang lain.

Ditambah hadits yang masyhur dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menjelaskan doa terbaik pada hari Arafah. Kata beliau:

(خَيْرُ الدُّعَاء دُعَاءُ يَومَ عَرَفَةَ، وخَيْرَ مَا قُلْتُ أَنَا والنَّبيُّون مِنْ قَبْلِي: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيئٍ قَدِيْر)

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari arafah, dan sebaik-baik doa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah doa: LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LA SYARIKA LAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR (Tiada sesembahan yang patut disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagiNya, milikNyalah kekuasaan, dan milikNyalah segala pujian, sedangkan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa).” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi)

Di sini Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut Laa Ilaaha Illallah sebagai doa. Demikian juga di hadits riwayat Al-Hakim tadi beliau menyebutkan sebaik-baik doa adalah “Alhamdulillah”, padahal keduanya adalah dzikir. Ini mengingatkan kembali pada hubungan kuat antara dzikir dan doa. Dimana kadang-kadang dzikir itu mengandung doa.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Dzikir Mutlak


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53404-dzikir-mutlak/